A.
LANDASAN PENDIDIKAN
1.
Landasan Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan
filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,
meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai,
hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran
filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme,
Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1.
Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang
mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2.
Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang
megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta
kepada kebaikan universal.
3.
Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang
segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4.
Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat
pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan
masyarakat.
b.
Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa
pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR
RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa
seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiolagis
a.
Pengertian
Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang
proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang
lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek
masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola
interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b.
Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke
masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah
wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan
dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka
tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran
PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan
luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3.
Landasan Kultural
a.
Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal
balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan
norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju
pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim
digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga
pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b.
Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di
setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal
ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam
kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai
sisi ketunggal-ikaan.
4.
Landasan Psikologis
a.
Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip
belajar dan perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik
tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka
memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan
jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran
serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b.
Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting
sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan
atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara
efektif dan efisien.
5.
Landasan Ilmiah dan Teknologis
a.
Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung
memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang
teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan
erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang
proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya
berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar
IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b.
Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan
kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus
mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar
sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil
perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat
B.
ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang
menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan
yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1.
Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan
inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar
Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo
Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas
yaitu:
Ø
Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika
di depan memberi contoh)
Ø
Ing Madyo Mangun Karso (jika
ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Ø
Tut Wuri Handayani (jika di
belakang memberi dorongan)
2.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning)
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life
long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan
memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Ø
Dimensi vertikal dari
kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan
persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
Ø
Dimensi horisontal dari
kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
pengalaman di luar sekolah.
3.
Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin
dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan
guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan
utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan
peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara
Belajar Siwa Aktif).
Sumber Bacaan: Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta-penerapannya/