PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan
kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu upaya yang mempunyai dampak
cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah upaya
peningkatan status gizi masyarakat. Status gizi masyarakat merupakan salah satu
faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung
dari macam-macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan
kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses
tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak
dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh).
Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik
akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang
sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang
cukup tinggi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).
Tubuh manusia memerlukan sejumlah pangan dan
gizi secara tetap, sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan
tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan
pangan dan gizi dalam jumlah yang cukup. Mereka menderita lapar pangan dan
gizi, mereka menderita gizi kurang. (Sri Handajani, 1996). Keadaan gizi
seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang
cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi
yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang
tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi (Ari Agung, 2002).
Tujuan
1.
Mengetahui pentingnya gizi dalam bekerja.
2.
Memahami pengertian gizi kerja secara jelas.
3.
Mendapat pemahaman tentang fungsi
gizi terhadap produktifitas kerja.
MATERI
Gizi
dan permasalahannya
Berbicara
masalah gizi, kita tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat makanan atau
nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Makanan yang bergizi adalah makanan yang
mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat
melakukan fungsi-fungsinya dengan sebaik-baiknya. Dengan perkataan lain zat
gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan dan pemeliharaan
tubuh beserta semua fungsinya. Sebenarnya, dalam pembahasan gizi salah yang
dapat menimbulkan masalah kesehatan tidaklah semata-mata hanya keadaan kurang
gizi, namun kelebihan gizipun dapat menimbulkan gangguan pada manusia.
Secara
umum, permasalahan gizi dan pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain faktor demografi seperti pertambahan jumlah penduduk, laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, besarnya proporsi penduduk usia muda,
penyebaran penduduk yang tidak merata, perubahan susunan penduduk, faktor
sosial ekonomi dimana terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat,
meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi yang secara baik langsung berpengaruh
pada pendapatan keluarga. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh pada masalah
gizi dan pangan adalah perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi
yang membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat termasuk pada pola
makan. Salah satu dampak dari arus moderenisasi terhadap pola makan adalah
meningkatnya konsumsi lemak. Tidak heran kalau kita lihat bahwa penyakit
jantung koroner cenderung meningkat akhir-akhir ini.
Gizi dan produktivitas kerja.
Produktifitas
kerja pada hakekatnya ditentukan oleh banyak faktor, faktor manusia dan faktor
di luar diri manusia. Faktor manusia dapat dibagi dalam faktor fisik dan faktor
non fisik, sedangkan faktor di luar diri manusia dapat berupa tekno-struktur yang
dipakai dalam bekerja, sistem manajemen perusahaan, dan lain-lain. Upaya
perbaikan kesejahteraan tenaga kerja secara menyeluruh secara jelas dicakup dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara, 1988 pada Kebijaksanaan di bidang perlindungan
tenaga kerja yang ditujukan pada perbaikan upah, syarat kerja, kondisi kerja,
hubungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam
kesehatan kerja tercakup tiga aspek penting yaitu mengenai kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja dimana tujuannya adalah agar masyarakat dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya. Gizi dalam hati ini merupakan
salah satu faktor penentu kapasitas kerja. Masukan gizi yang cukup kualitas dan
kuantitasnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan pembangunan fisik maupun
mental. Dari berbagai penelitian yang dilakukan ternyata bahwa gizi mempunyai
kaitan dengan produktifitas kerja. Hal ini terbukti dari hasil-hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa secara umum kurang gizi akan menurunkan daya kerja serta
produktifitas kerja. Dalam melakukan pekerjaannya, perlu disadari bahwa
masyarakat pekerja yang sehat akan bekerja dengan giat, tekun, produktif dan
teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi selama bekerja.
Dapat dibayangkan apabila pekerja mengalami kurang gizi, hal ini paling tidak
akan mengurangi konsentrasi bekerja ataupun ketelitiannya dalam melakukan
kerja, kondisi ini tentunya sangat membahayakan keselamatannya apalagi kalau
pekerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat-alat yang dalam penggunaannya
sangat membutuhkan konsentrasi dan perhatian yang tinggi karena kalau tidak
berhati-hati dapat menimbulkan kecelakaan.
Berbagai penelitian
baik yang dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia menunjukkan bahwa
keadaan gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan
produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja seseorang sangat
dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari
makanan sehari-hari dan bilamana jumlah makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan
tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh (Rachmad Soegih dkk, 1987). Pada
dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh aktifitas
yang dilakukannya sehari-hari.
Makin
berat aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula
terutama energi. Dalam hasil penelitiannya Jill dkk. (1987) didapatkan bahwa
pekerja pabrik yang mendapat makanan siang dari kantin pabrik terlihat status
gizinya lebih baik dibanding dengan yang makan siangnya diserahkan pada
masing-masing pekerja.
PENUTUP
Kesimpulan
Peningkatan kualitas sumber daya
manusia sangat dibutuhkan guna peningkatan kreatifitas dan produktifitas kerja.
Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan perbaikan gizi pekerja. Upaya perbaikan
gizi pekerja berarti meningkatkan kualitas fisik dalam artian peningkatan daya
tahan tubuh, peningkatan kesanggupan kerja juga peningkatan kualitas non fisik
seperti kecerdasan, aspirasi yang tinggi dan peningkatan ketrampilan yang
selanjutnya dapat meningkatkan tingkat pendapatan
pekerja. Makin baik status gizi seseorang semakin baik kualitas fisiknya.
Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas
yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik. Jadi
dalam hal ini pemenuhan gizi dalam tubuh pekerja sangat berpengaruh terhadap hasil
pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ari Agung, I Gusti Ayu. Pengaruh
Perbaikan Gizi Terhadap Produktivitas Kerja. Patria Untag.Surabaya.
2.
Marsetyo, H dan
G. Kartasapoetra. 1991. Ilmu Gizi.
Rineka Cipta. Jakarta.
3.
Rachmad Soegih,
Savitri Sayogo, Erina. 1987. Perbandingan
Effek Makan Siang dari Kantin dan makan Siang Kemasan Khusus pada Pekerja
Pabrik. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia Tahun XVI No.12. Jakarta.
4.
Sri Handajani.
1996. Pangan, Gizi dan Masyarakat.
Sebelas Maret University Press. Solo
it's blog is very good, i like it
ReplyDeletehttp://www.sanadomino.[com
kini telah ada slot online deposit pulsa tanpa potongan untuk menghibur hari anda. https://198.252.110.85/
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletejangan lupa untuk bergabung di situs judi online deposit pulsa tanpa potongan VIVO7BET di link berikut ini http://139.59.77.247/
ReplyDelete